Daisypath Friendship tickers

Senin, 28 Maret 2011

singel transistor radio


Single transistor radio






Here is the circuit diagram of a simple radio that uses one transistor and few other passive components.The C6 and L1 forms a tank circuit which picks up the signal from your desired radio station.Diode D1, capacitor C2 and resistor R1 does the detection of the picked signal.The detected signal is coupled to the base of Q1 through capacitor C3.The Q1 gives required amplification to the signal.The resistor R2 is used to bias Q1.R3 limits the collector current of Q1.The audio output will be available at the collector of Q1 and it can be heard by using a high impedance head phone.This radio will work only at places where there is  reasonable radio signal strength.
Circuit diagram with Parts list.
single-transistor-radio-circuit
Notes.
  • Assemble the circuit on a general purpose PCB.
  • The circuit can be powered from a 3V battery.
  • The antenna can be a 1 M long wire.
  • The headphone must be a high impedance(2 to 3K) type.
  • If diode AA121 is not available you can use AA112, AA116 or 1N34.
  • The inductor L1 must be a 0.35mH, center tapped one.
  • The radio can be tuned by adjusting the variable capacitor C6.



                                                                                        

TUGAS KOMUNIKASI DATA


TUGAS KOMUNIKASI DATA

Standarisasi adalah bahan penting untuk suatu telekomunikasi yang berhasil.Standar ini diberikan sebagai penghargaan terhadap badan penyusun standar
Kesesuaian elektris berarti terminal dan modem menggunakan tegangan yang sama untuk menunjukkan keadaan biner 1 dan 0. Tegangan tersebut antara 0V dan + 5V atau ± 6V
Kesesuaian mekanis berarti plug, socket, dan lain-lain, sesuai satu sama lain dan penghantar yang mempunyai fungsi sama dihubungkan ke pin yang sama.

Nama              : Meutia Yoansyah
Kelas                : TK2
Nim                 : 09100303004






















PENGENALAN KOMPONEN


PENGENALAN KOMPONEN

Resistor
Resistor adalah sebuah piranti elektronika yang mempunyai fungsi sebagai pemberi beda potensial (hambatan). Nilai hambatan sebuah resistor biasanya dinyatakn dalam kode warna pada pita-pita resistor. Hambatan resistor menggunakan satuan ohm (Ω).

Berikut ini adalah table kode warna resistor. 
Warna

Nilai untuk Gelang 1 dan 2

faktor pengali untuk gelang ke 3
Toleransi
Hitam
0
1

Coklat
1
10
1%
Merah
2
100
2%
Jingga
3
1.000

Kuning
4
10.000

Hijau
5
100.000

Biru
6
106

Violet
7
107

Abu-abu
8
108

Putih
9
109

Emas
-
0.1
5%
Perak
-
0.01
10%
Tanpa warna
-
-
20%
           

Misalnya sebuah resistor dengan kode warna : coklat, hitam, merah, emas

maka nilai hambatan resistor tersebut adalah 1 KΩ dengan toleransi 5%.
Variable resistor adalah resistor yang nilai hambatanya dapat diubah-ubah, seperi Trimmer potensio dan Potensiometer. Selain bentuk resistor yang fixed dan variable resistor juga memiliki bentuk lain, yaitu resistor yang non linear, contohnya Thermistor (resistor yang resistansinya bergantung pada suhu), VDR (Voltage Dependent Resistor), LDR (Light Dependent Resistor).

Kapasitor
Kapasitor / Kondensator adalah suatu piranti elektronika yang digunakan sebagai penyimpanan daya listrik dalam satauan Farad (F), daya simpananya disebut kapasitas kondensator. Dalam prakteknya, kondensator banyak dipergunakan untuk, membangkitkan getaran dengan frekuensi tertentu (osilasi), sebagai filter pada sirkuit arus rata, kondensator menahan arus ratanya dan menyalurkan arus bolak-baliknya ke chasis (grounding), untuk mengkopel/menghubungkan sirkuit dengan sirkuit yang berikutnya.
Bebarapa jenis kondensator yang dipakai antar lain kondensator keramik, kondensator polyester, kondensator kertas, kondensator Film (metallized film capasitor), kondensator elektrolit dan kondensator variable atau kondensator trimmer.
Membaca Kapasitansi. Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 22uF/25v.
Kapasitor  yang ukuran fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah  47 pF.
Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka  kapasitansinya  adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF.
Keterangan :
1 µF     = 10-6 F
1 nF     = 10-9 F
1 pF     = 10-12 F

Dioda
Dioda merupakan piranti elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor (silicon / germanium). Persambungan P – N merupakan penyearah, yang dengan mudah dapat mengalirkan arus dalam satu arah, akan tetapi menahan arus dalam arah yang berlawanan. Sisi P disebut anoda dan sisi N disebut katoda. Dioda yang dibias forword konduksinya baik dan yang bias reverse konduksinnya buruk.
Doida juga memiliki bentuk yang lain seperti dioda zener,  yang  mempunyai fungsi sebagai stabilitas catu daya atau untuk melindungi komponen lain dari tegangan berlebih. Dioda LED (Light Emitting Diode), merupakan peralatan optoelektronik (emitter) yang berfungsi mengubah besaran listrik menjadi energi cahaya. Photodiode/Photo dioda adalah salah satu bentuk lain dari dioda yang biasanya digunakan sebagai sensor. Komponen ini beroperasi dengan arah mundur seperti dioda zener. Dalam kegelapan total komponen ini memblok seperti dioda biasa, namun bila cahaya semakin banyak yang diterima photo dioda, maka arus bocornya akan meningkat. Arus ini sebanding dengan intesitas cahaya. Bila intesitas cahaya yang diterima photo dioda meningkat dua kali , maka arus juga meningkat dua kali. Hal seperti ini membuat photo dioda sangat ideal untuk aplikasi dalam hal pengukuran.

Transistor
Transistor merupakan suatu komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor.  Ada dua macam transistor, yaitu transistor dwikutub (bipolar) dan transistor efek medan (Field Effect Transistor-FET). Secara equivalensi transistor dapat dibandingkan dengan 2 (dua) dioda yang dihubungkan dengan sutau bentuk konfigurasi, walaupun demikian, sifat-sifat transistor tersebut tidak sama dengan sifat-sifat dioda tersebut.
Secara umum transistor mempunyai 3 kaki/elektroda yaitu Emitor, Basis, dan Colektor. Dalam prakteknya ada dua jenis transistor (u/ bipolar) yang  digunakan yaitu jenis PNP (positif-Negatif-Positif) dan jenis NPN (Negatif-Positif-Negatif), dimana perbedaannya terletak pada cara pemberian polaritas tegangannya. Pada dasarnya transistor ini bekerja berdasarkan prinsip pengendalian arus kolektor dengan memanfaatkan arus basis. Dengan kata lain arus basis mengalami penguatan hingga menjadi sebesar arus kolektor. Penguatan arus bergantung dari faktor penguat dari masing-masing transistor PNP ataupun NPN.

Bentuk Fisik Komponen dan simbolnya
BENTUK FISIK
SYMBOL
Resistor



Potensiometer


KapasitorElektrolit

Kapasitor non Polarity

Transistor


Dioda Zener dan Dioda Silikon


LED (Light Emitting Diode)

PERCOBAAN I
PENYEARAH


A. Tujuan Percobaan :

Untuk memahami proses perubahan tegangan AC menjadi tegangan DC

B. Alat yang digunakan :
1.      Modul praktikum untuk dioda Penyearah dan Zener
2.      Power Supply
3.      Multimeter
4.      Osciloskop dual trace (tambahan)

C. Pendahuluan

Penggunaan  dioda yang paling umum adalah sebagai penyearah . Penyearah adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk mengubah tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah. Penyearah dengan dioda mengikuti sifat dioda yang akan menghantar pada satu arah dengan drop tegangan yang kecil yaitu sebesar 0,7 volt.
Ada dua type rangkaian penyearah dengan menggunakan dioda yaitu penyearah gelombang penuh dan penyearah setengah gelombang yang mana kedua rangkaian tersebut akan diuji pada praktikum

D.1.  Penyearah Setengah Gelombang

Prosedur percobaan :
·         Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.1
·         Atur range voltmeter digital pada skala 20 V atau voltmeter biasa pada range 10 V
·         Hidupkan power supply
·         Baca voltmeter dan catat penunjukannya, kemudian nyatakanlah apakah gelombang tersebut harga rata-rata atau harga effektifnya.
·         Bandingkan apakah tegangan keluaran hasil penyearahan berdasarkan pengukuran sesuai dengan hasil perhitungan. Buat hasil perhitungan dan pengukuran pada laporan praktikum.
     Gambar 1.1

D.2.  Penyearah Setengah Gelombang dengan Kapasitor
            Untuk mendapatkan suatu tegangan DC yang baik dimana bentuk tegangan hasil penyearahan adalah mendekati garis lurus maka tegangan keluaran dari suatu rangkaian penyearah seperti terlihat pada gambar 1.1 dihubungkan dengan suatu kapasitor secara paralel terhadap beban seperti pada gambar 1.2 dimana arus dari keluaran rangkaian penyearah selain akan melewati beban juga akan mengisi  kapasitor sehingga pada saat tegangan hasil penyearahan mengalami penurunan maka kapasitor akan membuang muatannya kebeban dan  tegangan beban akan tertahan sebelum mencapai nol. Hal ini dapat dijelaskan pada gambar berikut:
Hasil penyearahan yang tidak ideal akan mengakibatkan adanya ripple seperti terlihat pada gambar diatas dimana tegangan ripple yang dihasilkan dapat ditentukan oleh persamaan berikut :
                                               
 Ripple (peak to peak)  =  Idc . (T / C)
                                               
Dimana Idc dalam hal ini adalah tegangan keluaran dibagi dengan R beban. T adalah periode tegangan ripple (detik) dan C adalah nilai kapasitor (Farad) yang digunakan.



Prosedur percobaan :
·         Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.1 dan gunakan kapasitor dengan nilai 1 mF
·         Atur range voltmeter digital pada skala 20 V atau voltmeter biasa pada range 10 V
·         Hidupkan power supply
·         Baca voltmeter dan catat penunjukannya.
·         Hitung nilai tegangan ripple dengan persamaan diatas
·         Ganti kapasitor  1 mF dengan 22 mF, 100 mF dan 470 mF secara bergantian
·         Ukur tegangan keluaran penyearahan dengan voltmeter dan hitung nilai tegangan ripple untuk masing masing nilai kapasitor.
Gambar 1.2

D.3. Penyearah Gelombang Penuh

Prosedur percobaan :
·         Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.3
·         Atur range voltmeter digital pada skala 20 V atau voltmeter biasa pada range 10 V
·         Hidupkan power supply
·         Baca voltmeter dan catat penunjukannya, kemudian nyatakanlah apakah gelombang tersebut harga rata-rata atau harga effektifnya.
·         Bandingkan apakah tegangan keluaran hasil penyearahan berdasarkan pengukuran sesuai dengan hasil perhitungan. Buat hasil perhitungan dan pengukuran pada laporan praktikum.

Gambar 1.3
 
G. Penyearah Setengah Gelombang dengan Kapasitor
Prosedur percobaan :
·         Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.4 dan gunakan kapasitor dengan nilai 1 mF
·         Atur range voltmeter digital pada skala 20 V atau voltmeter biasa pada range 10 V
·         Hidupkan power supply
·         Baca voltmeter dan catat penunjukannya.
·         Hitung nilai tegangan ripple dengan persamaan diatas
·         Ganti kapasitor  1 mF dengan 22 mF, 100 mF dan 470 mF secara bergantian
·         Ukur tegangan keluaran penyearahan dengan voltmeter dan hitung nilai tegangan ripple untuk masing masing nilai kapasitor.
Gambar 1.4




PERCOBAAN II
DIODA ZENER



A. Tujuan Percobaan :
Mempelajari karakteristik Dioda Zener

B. Alat yang digunakan :
1.      Modul Praktikum untuk Dioda penyearah dan Zener
2.      Power Supply
3.      Multimeter

C. Pendahuluan
            Sebagian dioda semikonduktor bila dihubungkan dengan  suatu tegangan balik yang cukup akan melakukan suatu arus balik. Hal ini tidak ditunjukkan sebelumnya karena biasanya akan merusak dioda. Akan tetapi dioda Zener justru adalah suatu dioda yang dirancang untuk bisa melakukan arus balik dengan aman dan dengan drop tegangan hanya beberapa volt saja. Simbol dioda zener adalah seperti pada gambar 2.1 dimana bentuk simbol tersebut menyerupai dioda biasa kecuali garis melintang pada kepala panah yang digunakan untuk menyatakan sudut karakteristik balik. Pada arah maju dioda zener berperilaku seperti dioda biasa.
Gambar 2.1



D.1. Prosedur Percobaan untuk karakteristik maju dioda Zener :
·       Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.2 dengan menggunakan dioda zener 12V.

Gambar 2.2

·       Atur Supply DC variabel pada range 4V dan untuk keluaran minimum, kemudian hidupkan.
·       Periksa dan catat tegangan pada dioda untuk arus 1 mA, 10 mA dan 30 mA.

D.2. Prosedur Percobaan untuk karakteristik balik dioda Zener :
·         Kembalikan tegangan keposisi nol volt.
·         Balik hubungan dioda zener seperti pada gambar 2.3 dan atur suplai DC  pada range 20 Volt
·         Siapkan gambar grafik seperti pada gambar 2.4a

Gambar 2.4


·         Naikkan dengan perlahan-lahan dan periksa / amati amperemeter. Untuk masing-masing arus berikut  :  1 mA, 2 mA, 5 mA, 10 mA, 20 mA dan 30 mA, catat tegangan drop pada dioda yang bersesuaian dan cantumkan pada grafik.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 



PERCOBAAN III
TRANSISTOR



A. Tujuan Percobaan :
·         Mempelajari dan memahami karakteristik transistor NPN dan menyelidiki parameternya
·         Mempelajari dan memahami fungsi transistor sebagai switching (saklar)

B. Alat yang digunakan
1.      Modul praktikum untuk transistor
2.      Power supply
3.      Multimeter

C. Pendahuluan
Transistor merupakan gabungan antara dua jenis dioda jenis NP dan PN atau jenis PN dengan NP. Karena itulah, sebuah transistor sama seperti halnya dua buah dioda yang dihubungkan. Transistor memiliki dua sambungan (junction), yaitu sambungan  basis dengan emitter dan basis dengan kolektor. Basis, emitor dan kolektor adalah tiga buah elektroda yang ada pada sebuah transistor.

Gambar  3.1  Tiga daerah transistor (a) Transistor NPN  (b) Transistor PNP
                Melihat gambar 3.1 diatas maka secara umum ada dua jenis transistor, yaitu transistor jenis NPN dan transistor jenis PNP. Gambar 3.2 memperlihatkan lambang dari kedua jenis transistor tersebut.

Gambar 3.2 (a) Simbol transistor NPN (b) Simbol transistor PNP

            Penggunaan yang paling umum dari sebuah transistor adalah transistor sebagai switching yang banyak digunakan pada rangkaian digital dan rangkaian elektronika daya, transistor sebagai sumber arus yang banyak digunakan pada rangkaian pencatu daya, dan transistor sebagai penguat yang banyak digunakan di rangkaian penguat sinyal  pada system audio, video, dan intrumentasi. Agar transistor dapat difungsikan pada ketiga fungsi diatas adalah dengan mengoperasikan transistor tersebut pada titik-titik tertentu pada grafik garis beban dengan pemberian nilai arus basis tertentu yang diperlihatkan pada 3.3
Gambar 3.3. Grafik garis beban transistor





           
D.1. Prosedur Percobaan untuk karakteristik Transfer Arus Maju Transistor NPN :
·         Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.4
Gambar 3.4
·         Atur posisi supply DC variabel pada 4 volt (Vcc = 4V)
·         Atur potensiometer 10 KW dan amati bahwa kedua amperemeter menunjukkan adanya arus
·         Cata harga Ib untuk Ic = 0 mA, 2 mA, 4 mA, 6 mA dan 10 mA
·         Bandingkan harga Ic dan harga Ib yang diperoleh
·         Ulangi langkah tadi untuk harga Vcc = 2,5V dan 1,5V.
·         Buat grafik Ib terhadap Ic untuk Vcc = 4V, Vcc = 2,5V dan Vcc = 1,5V.

D.2. Prosedur Percobaan untuk karakteristik input transistor NPN
·         Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.5
b
Gambar 3.5

·         Atur posisi supply DC variabel pada 0 volt
·         Buatlah grafik Ib terhadap Vbe untuk Vcc = 0V dan 4V dan isi tabel berikut

Vcc = 0V
Vcc = 4V
Ib (mA)
Vbe(V)
Ib (mA)
Vbe(V)
0
4
8
10
20

0
4
8
10
20



D.3.Prosedur Percobaan untuk karakteristik transistor sebagai swicthing
·         Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.6

Gambar 3.6

·         Atur supply DC variabel untuk tegangan keluaran 10 V
·         Hitung terlebih dahulu berapa arus Ic apabila transistor menghantar (emiter dan kolektor transistor terhubung)
·         Atur potensiometer untuk memberikan perubahan pada arus basis
·         Amati dan catat perubahan arus Ic dan VCE terhadap perubahan arus Ib hingga arus Ic mencapai mendekati arus Ic yang telah terlebih dahulu dihitung (saat transistor telah menghantar)
·         Amati dan catat arus Ib pada saat transistor telah menghantar dimana nilai Ic terukur adalah mendekati Vcc/R
·         Jelaskan dengan memberikan suatu persamaan tentang perihal yang terjadi pada perubahan arus Ic dan VCE terhadap perubahan arus Ib.

D.4. Prosedur Percobaan untuk karakteristik perubahan Ic terhadap perubahan VCE 
        dengan arus basis tetap
·         Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.5
·         Atur potensiometer sehingga didapatkan arus Ib = 0
·         Atur posisi supply DC variabel dari posisi 0V,  0,1V,  0,2V,  0,3V,  0,4V,  0,5V,  0,6V,  0,7V,  0,8V, 1V,  1,5V,  2,5V,  3,5V
·         Catat arus Ic untuk tiap perubahan tegangan VCE melalui pengaturan supply DC variabel
·         Atur kembali potensiometer sehingga didapatkan arus Ib = 0 mA, 2 mA, 4 mA, 8 mA, 10 mA dan 20 mA
·         Atur posisi supply DC variabel dari posisi 0V,  0,1V,  0,2V,  0,3V,  0,4V,  0,5V,  0,6V,  0,7V,  0,8V, 1V,  1,5V,  2,5V,  3,5V dan 4Vuntuk tiap penentuan arus Ib tersebut
·         Catat arus Ic untuk tiap perubahan tegangan VCE melalui pengaturan supply DC variabel dari tiap penentuan arus Ib








·         Siapkan tabel berikut untuk tiap langkah diatas
Ib = 0 mA
Ib = 2 mA
Ib = 4 mA
Ib = 8 mA
Ib = 10 mA
Ib = 20 mA
VCE
Ic
VCE
Ic
VCE
Ic
VCE
Ic
VCE
Ic
VCE
Ic
0V
0,1V
0,2V
0,3V
0,4V
0,5V
0,6V
0,7V
0,8V
1V
1,5V
2,5V
3,5V
4V


0V
0,1V
0,2V
0,3V
0,4V
0,5V
0,6V
0,7V
0,8V
1V
1,5V
2,5V
3,5V
4V

0V
0,1V
0,2V
0,3V
0,4V
0,5V
0,6V
0,7V
0,8V
1V
1,5V
2,5V
3,5V
4V

0V
0,1V
0,2V
0,3V
0,4V
0,5V
0,6V
0,7V
0,8V
1V
1,5V
2,5V
3,5V
4V

0V
0,1V
0,2V
0,3V
0,4V
0,5V
0,6V
0,7V
0,8V
1V
1,5V
2,5V
3,5V
4V

0V
0,1V
0,2V
0,3V
0,4V
0,5V
0,6V
0,7V
0,8V
1V
1,5V
2,5V
3,5V
4V


·         Buatlah Grafik dari tabel yang telah anda isi diatas. Grafik yang anda buat akan menunjukkan tentang garis beban dari sebuah transistor









PERCOBAAN   IV
TRANSISTOR SEBAGAI AMPLIFIER


A. Tujuan Percobaan

Memperhatikan bagaimana transistor dapat digunakan sebagai penguat

B. Alat yang digunakan :
1.      Modul praktikum untuk transistor
2.      Multimeter
3.      Oscilator sinusoidal

C. Pendahuluan
            Terdapat banyak kendala bila hanya tersedia sinyal kecil sedangkan beberapa peralatan (dalam hal ini disebut beban) membutuhkan sinyal yang sama akan tetapi lebih besar. Penguat (amplifier) dapat mengatasi masalah ini. Sebuah peralatan penguat (gambar 4.1) menggunakan sinyal kecil untuk mengontrol arus dan/atau tegangan yang diaplikasikan melalui sebuah sumber daya ke beban, senantiasa menghasilkan sinyal lebih besar dari aslinya pada beban. Sinyal output ke beban mungkin lebih besar tegangannya, arus atau kesemuanya sesuai dengan yang diperlukan.

Gambar 4.1
            Gambar 4.1 memperlihatkan sebuah garis lurus perkiraan pada karakteristik transistor. Transistor pada saat tertentu mempunyai beberapa nilai Vcc dan Ic yang keduanya ditentukan sebagai titik yang terpisah pada karakteristik. Walaupun demikian tegangan sumber Vcc dan resistor beban tidak dapat bervariasi secara bebas karena hukum ohm menentukan bahwa :

                        Ic  =  (Vcc  -  VCE) / R

            Bila Ic dihitung dari persamaan ini dan dipetakan pada karakteristik Vcc dengan Ic, hasilnya adalah sebuah garis lurus. Dua titk yang khusus dengan mudah ditentukan jika Vcc = 0V, lalu Ic = Vcc/R lalu VCE = Vcc. Garis ini disebut dengan garis beban sebab tergantung pada beban dan sumber, bukan pada transistor.
Gambar 4.2
            Bila beberapa kondisi output tertentu akan dihasilkan oleh transistor maka harus berada pada garis beban dan pada karakteristik transistor. Oleh karena itu kondisi yang diinginkan terletak diantara titik-titik yang ditandai dengan X pada gambar 4.2. Sinyal-sinyal dapat bervariasi pada masing-masing kedua arah, sebuah titik kerja yang jelas yaitu titik awal mulai variasi sinyal-sinyal (padfa gambar titik tersebut adalah Q). Q adalah titik tengah antara dua titik X yang secara umumnya mempunyai nilai VCE diambil sebesar 0,5Vcc.

            Dengan menggunakan sinyal sinusoidal pada arus basis akan memvariasikan titik kerja ini juga Ic dan konsekuensinya VCE bervariasi seperti diperlihatkan pada 4.3 dibawah ini.
Gambar 4.3
D. Prosedur Percobaan
·         Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4.4
Gambar 4.4
·         Hidupkan power supply, dan minimumkan bias kontrol (potensimeter 10 KW).
·         Baca harga VCE dan Ic. Petakan sebagai titk pada kertas grafik karakteristik transistor. Titik tersebut adalah salah satu titik garis beban.
·         Atur potensiometer 10 KW sehingga arus basis sebesar 10 mA. Catat harga VCE dan Ic. Harga-harga ini adalah harga titik kerja
·         Petakan karakteristik Ic dengan VCE transitor
·         Variasikan arus basis menjadi 5 mA dan 15 mA. Untuk masing-masing harga arus basis petakan nilai yang diperoleh. Semua titik-titik ini harus terletak pada garis lurus (garis beban).
·         Atur arus basis menjadi 10 mA kembali, kemudian hidupkan oscilator dan atur untuk menghasilkan sinyal 0,7V (RMS)  pada frekuensi 1KHz.
·         Ukur tegangan keluaran (VCE) setelah melewati kapasitor.
·         Atur potensiometer pada posisi minimum, dan ukur kembali tegangan keluaran.
·         Atur potensiometer pada posisi maksimum dan ukur kembali tegangan keluaran
·         Berikan analisa anda

 
 
 
 
 
 
 























PERCOBAAN  V
KARAKTERISTIK FET (FIELD EFFECT TRANSISTOR)


A. Tujuan :
Mempelajari sifat dan karakteristik dari FET dan MOSFET

B. Alat yang digunakan :
1.      Modul Praktikum FET dan MOSFET
2.      Power supply
3.      Multimeter

C. Pendahuluan :
FET atau MOSFET merupakan salah satu semikonduktor yang memiliki 3 terminal seperti halnya pada transistor bipolar yang memungkinkan sinyal kecil (tegangan atau arus) dapat membangkitkan atau mengendalikan sinyal besar pada keluarannya. Hal ini pun sama seperti FETatau MOSFET. Yang membedakan transistor bipolar dengan FET atau MOSFET adalah terletak pada pengendali kedua semikonduktor tersebut. Pada transistor bipolar yang menjadi pengendali adalah arus yang diberikan pada basis transistor, sedangkan pada FET atau MOSFET yang menjadi pengendali adalah tegangan yang diberikan pada Gate. Perbedaan gambar dan terminal-terminal yang ada pada FET atau MOSFET dan transistor diperlihatkan pada gambar 5.1 berikut :

Gambar 5.1

D.1.  Prosedur percobaan untuk FET:
·         Buatlah rangkaian seperti pada gambar 5.2 dan aturlah potensiometer 10 KW dan Variabel DC pada posisi minimum
Gambar 5.2
·         Hidupkan power supply
·         Atur Tegangan VDS pada 0V,  0,5V,  1V,  2V,  5V,  8V dan 10V
·         Catatlah harga ID untuk masing-masing VDS
·         Ulangi percobaan ini dengan harga VGS  pada nilai 0V,  -0,5V,  -1V,  -1,5V,  -2V,        -2,5V dan –3V dan buatlah tabel seperti berikut :

Tabel nilai ID untuk tiap VGS dan VDS
VGS
                                                   VDS
    0V
    0,5V
    1V
    2V
    5V       
    8V
    10V
-0V







-0,5V







-1V







-1,5V







-2V







-2,5V







-3V








·         Hubungkan amperemeter pada skala mA secara seri pada gate dan ukurlah arus yang melalui gate tersebut

D.2.  Prosedur percobaan untuk MOSFET :
·         Buatlah rangkaian seperti pada gambar 5.3 dan aturlah potensiometer 10 KW dan Variabel DC pada posisi minimum

Gambar 5.3

·         Hidupkan power supply
·         Atur Tegangan VDS pada 0V,  0,5V,  1V,  2V,  5V,  8V dan 10V
·         Catatlah harga ID untuk masing-masing VDS
·         Ulangi percobaan ini dengan harga VGS  pada nilai 0V,  0,5V,  1V,  1,5V,  2V,        2,5V dan 3V dan buatlah tabel seperti berikut :








Tabel nilai ID untuk tiap VGS dan VDS
VGS
                                                   VDS
    0V
    0,5V
    1V
    2V
    5V       
    8V
    10V
0V







0,5V







1V







1,5V







2V







2,5V







3V








·         Hubungkan amperemeter pada skala mA secara seri pada gate dan ukurlah arus yang melalui gate tersebut

Sebagai contoh bahwa hasil yang didapatkan akan berbeda dengan percobaan FET  dalam hal ini tidak terdapat arus yang mengalir sehingga tegangan positif  terdapat pada gate. Sebuah MOSFET dirancang hingga arus tidak mengalir sampai tegangan positif terdapat pada gate , hal ini yang disebutdengan Enhancement Type. Terdapat pula MOSFET  dengan Depletion Type dimana dioperasikan dengan potensial yang bervariasi pada gate termasuk harga-harga yang mendekati nol. Arus gate pada MOSFET lebih mantap dari pada arus bias pada FET. Kemudian bila sebelumnya masih terdapat arus bocor gate, kali ini tidak terdapat lagipada MOSFET.







PERCOBAAN   VI
    TRIAC


C.    Tujuan Percobaan :
Untuk memahami dan mempelajari bagaimana sebuah TRIAC dapat difungsikan sebagai saklar pada arus bolak-balik (AC) dan arus searah (DC)

B. Alat yang digunakan :
1.      Modul praktikum untuk TRIAC
2.      Power supply DC dan AC
3.      Multimeter

C. Pendahuluan
TRIAC adalah salah satu semikonduktor yang diterapkan sebagai saklar atau switch, sehingga TRIAC ini dapat digunakan untuk mengontrol aliran arus baik pada suatu rangkaian DC atau AC. TRIAC adalah seperti layaknya dua buah komponen SCR yang dihubungkan paralel terbalik antara anoda dan katodanya dan masukan gate dari kedua SCR tersebut digabung seperti pada gambar 6.1 berikut
Gambar 6.1



SCR juga adalah sebuah semikonduktor yang juga difungsikan sebagai switch  hanya pada rangkaian DC yang dikarenakan SCR seperti layaknya sebuah dioda penyearah yang hanya mampu mengalirkan arus pada satu arah. Untuk menjadikan SCR tersebut menghantar adalah dengan cara memberikan aliran arus sesaat dengan nilai tertentu ke masukan gate sehingga antara anoda dan katoda dari SCR akan menghantar. Apabila ingin menjadikan SCR tersebut kembali pada posisi swicth off adalah dengan membuat  arus yang dialirkan oleh SCR tersebut menjadi nol.
Apabila dua buah komponen SCR dihubungkan seperti pada gambar diatas maka jadilah sebuah semikonduktor yang disebut dengan TRIAC yang mampu mengalirkan arus dari dua arah sehingga dapat diterapkan untuk pengaturan arus pada rangkaian AC ataupun DC dengan metoda yang sama seperti pada SCR.

D.1.  Prosedur Percobaan TRIAC pada rangkaian DC:
·         Buatlah rangkaian TRIAC seperti pada 6.2. Perhatikan bahwa terminal M1 dihubungkan ke tegangan +15 V, agar suplai ke rangkaian dapat mensuplai M2 dan gate dapat dibuat 15 V positif atau negatif dengan mengacu pada M1.

Gambar 6.2

·         Atur potensiometer 2,2 KW ke posisi nol dan hubungkan dengan tegangan +30V seperti pada gambar 6.1

·         Siapkan tabel seperti pada gambar berikut : 
Mode Trigger
V suplai beban keterminal  M1
V suplai gerbang ke terminal M1
Arus gerbang ( gate)
                I+


+
                I-


-
                III-


-
                III+


+
     (angka romawi menunjukkan kuadrant pada karakteristik yang diuji menurut standar 
      matematika, tanda +/- mengacu pada polaritas gerbang)
·         Putar potensiometer perlahan-lahan dan perhatikan pembacaan arus gerbang.
·         Catat nilai yang dicapai sesaat lampu menyala pada baris pertama tabel.
·         Kembalikan posisi potensiometer ke nol dan perhatikan apakah lampu tetap menyala atau padam, dan putuskan hubungan tegangan suplai +30V dari rangkaian dan kemudian hubungkan kembali. Perhatikan keadaan lampu.
·         Hubungkan potensimeter ke 0V (-15V ke M1) dan balik polaritas multimeter untuk pengukuran Ig. (apabila digunakan multimeter digital polaritas multumeter tidak perlu dibalik).
·         Ulangi percobaan sesuai dengan nilai negatif dari arus gerbang sesaat setelah konduksi. Hasil anda akan memperlihatkan bahwa TRIAC akan berkonduksi dengan arah yang sesuai dengan sinyal gerbang yang diaplikasikan dengan cara yang sama seperti SCR.









D.2.  Prosedur Percobaan TRIAC pada rangkaian AC :
·         Atur arus gerbang ke posisi nol dan pindahkan hubungan rangkaian dari tegangan +30V ke tegangan AC 12 V pada modul power supply seperti pada gambar 6.3
Gambar 6.3
·         Naikkan arus gerbang perlahan-lahan sampai lampu menyala, dan kemudian kurangi lagi arus gerbang. Catat bahwa lampu akan padam, hal ini berbeda dengan pengujian rangkaian AC, alasannya adalah bahwa dua kali dalam tiap satu siklus gelombang tegangan AC menuju nol dan begitu juga dengan arus. Jika arus gerbang tidak cocok untuk mengulang konduksi selama setengah siklus berikutnya, arus beban akan diblok TRIAC.
·         Naikan kembali secara perlahan arus gate sampai menyala. Gunakan osciloskop untuk menguji bentuk gelombang tegangan yang melintasi TRIAC . Jelaskan observasi anda.

TRIAC sering digunakan dengan sinyal gerbang yang digantikan dengan polaritas yang sama dengan supply utama. Pemutusan supply gate, switch multimeter untuk membaca AC dan hubungkan potensiometer ke supply AC. Perhatikan bahwa dengan pengaturan ini dimungkinkan untuk melihat range batas dan kontrol kontinyu cahaya lampu walaupun hal ini tidak kontinyu diatas titik dimana “firing” (penyulutan) menempati lebih dari 90 % dalam setengah siklus gelombang tegangan AC.



D.1.  Prosedur Percobaan TRIAC pada rangkaian DC:
·         Buatlah rangkaian TRIAC seperti pada 6.2. Perhatikan bahwa terminal M1 dihubungkan ke tegangan +15 V, agar suplai ke rangkaian dapat mensuplai M2 dan gate dapat dibuat 15 V positif atau negatif dengan mengacu pada M1.

Gambar 6.2

·         Atur potensiometer 10 KW ke posisi nol dan hubungkan dengan tegangan +30V seperti pada gambar 6.1
·         Putar potensiometer perlahan-lahan dan perhatikan pembacaan arus gerbang.
·         Catat nilai arus gerbang yang dicapai sesaat lampu menyala
·         Kembalikan posisi potensiometer ke nol, perhatikan arus gerbang dan perhatikan apakah lampu tetap menyala atau padam.
·         Putuskan tegangan suplai +30V dari rangkaian dan kemudian hubungkan kembali. Perhatikan kembali keadaan lampu apakahdalam keadaan menyala.







D.2.  Prosedur Percobaan TRIAC pada rangkaian AC :
·         Atur arus gerbang ke posisi nol dan pindahkan hubungan rangkaian dari tegangan +30V ke tegangan AC 12 V pada modul power supply seperti pada gambar 6.3
Gambar 6.3
·         Naikkan arus gerbang perlahan-lahan sampai lampu menyala, dan kemudian kurangi lagi arus gerbang. Catat bahwa lampu akan padam, hal ini berbeda dengan pengujian rangkaian DC alasannya adalah bahwa dua kali dalam tiap satu siklus gelombang tegangan AC menuju nol dan begitu juga dengan arus. Jika arus gerbang tidak cocok untuk mengulang konduksi selama setengah siklus berikutnya, arus beban akan diblok TRIAC.
·         Naikan kembali secara perlahan arus gate sampai menyala. Gunakan osciloskop untuk menguji bentuk gelombang tegangan yang melintasi TRIAC . Jelaskan observasi anda.

TRIAC sering digunakan dengan sinyal gerbang yang digantikan dengan polaritas yang sama dengan supply utama. Pemutusan supply gate, switch multimeter untuk membaca AC dan hubungkan potensiometer ke supply AC. Perhatikan bahwa dengan pengaturan ini dimungkinkan untuk melihat range batas dan kontrol kontinyu cahaya lampu walaupun hal ini tidak kontinyu diatas titik dimana “firing” (penyulutan) menempati lebih dari 90 % dalam setengah siklus gelombang tegangan AC.